Berita

Waspada! Inilah ciri-ciri pengguna sabu yang patut diketahui

×

Waspada! Inilah ciri-ciri pengguna sabu yang patut diketahui

Sebarkan artikel ini



Jakarta (ANTARA) – Penggunaan narkotika jenis sabu-sabu atau metamfetamin masih menjadi persoalan serius di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Efek stimulan kuat dari sabu bukan hanya menimbulkan euforia sesaat, tetapi juga dapat merusak kesehatan fisik, mental, hingga kehidupan sosial penggunanya.

Metamfetamin pertama kali disintesis pada tahun 1893 oleh ahli kimia Jepang, Nagai Nagayoshi, dari ekstraksi efedrin yang terdapat dalam tanaman ephedra. Pada 1919, ilmuwan Jepang lain bernama Akira Ogata menyempurnakan proses sintesisnya dengan metode yang lebih sederhana.

Awalnya, sabu digunakan untuk kepentingan medis, seperti obat dekongestan, narkolepsi, asma, dan hiperaktivitas. Pada era Perang Dunia II, senyawa ini bahkan dipakai oleh tentara Jerman, Jepang, dan Sekutu untuk meningkatkan stamina dan menekan rasa lapar. Namun, penyalahgunaan yang meluas membuat sabu kemudian dikenal sebagai narkotika berbahaya dengan tingkat ketergantungan tinggi.

Hingga kini, sabu masih banyak disalahgunakan di masyarakat. Selain menimbulkan ketergantungan, efek jangka panjangnya dapat menghancurkan tubuh dan psikis pengguna. Oleh karena itu, mengenali ciri-ciri pengguna sabu sangat penting agar masyarakat lebih waspada.

Menurut sejumlah literatur medis dan penjelasan dokter, berikut ciri-ciri fisik maupun perilaku yang dapat terlihat pada pengguna sabu:

Baca juga: Polda Sumut buru pelaku utama 26 kg sabu-sabu jaringan internasional

Perubahan kondisi fisik

  • Mata sering merah dan terlihat lelah.
  • Pupil melebar dan tatapan kosong.
  • Berat badan menurun drastis akibat nafsu makan berkurang.
  • Kulit pucat, mulut dan hidung terasa kering.
  • Lebih sering sakit karena daya tahan tubuh menurun.

Perubahan perilaku

  • Hiperaktif, berbicara berlebihan, dan sulit diam.
  • Mengalami gatal-gatal pada kulit dan sering menggaruk atau menarik lengan baju secara impulsif.
  • Kebiasaan menyedot hidung secara berulang tanpa sebab medis.
  • Penampilan diri semakin tidak terawat.
  • Menarik diri dari keluarga dan lingkungan sosial.

Baca juga: DPR apresiasi kinerja Polda Metro ungkap peredaran sabu seberat 516 kg

Gejala putus zat (sakau)
Ketika kebutuhan terhadap narkoba tidak terpenuhi, pengguna dapat mengalami serangan panik, insomnia, peningkatan detak jantung, kelemahan, sakit kepala, hingga kecemasan yang ekstrem.

Menurut Dokter Riza Marlina, dikutip dari Alodokter, menyebutkan bahwa kombinasi gejala fisik dan perubahan perilaku tersebut dapat menjadi tanda kuat seseorang menggunakan sabu.

Upaya penegakan hukum dan kampanye pencegahan terus digalakkan oleh pemerintah bersama aparat penegak hukum. Namun, kesadaran masyarakat dalam mengenali tanda-tanda pengguna narkoba juga berperan penting untuk mencegah dampak buruk lebih luas.

Baca juga: BNN RI ungkap kasus percobaan pembuatan sabu di Bantul-Yogyakarta

Baca juga: Polisi tangkap pengedar yang bawa sabu seberat 1,26 kg di Depok

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *